Senin, 08 Februari 2010

ekologi tumbuhan

KOMPETISI

I. Dasar teori

Semua mahkluk hidup selalu bergantung kepada mahkluk yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lainm yang sejanis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Salah satu bentuk interaksi antar organisme adalah kompetisi.
Kompetisi merupakan salah satu bentuk interaksi yantg terjadi antara dua individu atau lebih baik sejanis (intraspesifik competition atau kompetisi intra spesifik) maupun berbeda jenis (inter specific competiton atau kompetisi inter spesisfik). Kompetisi terjadi bila terdapat efek yang saling merugikan pada dua organisme yang menggunakan sumber daya yang sama dalam keadaan terbatas (samsurizal, 2006).


II. Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini yaitu, untuk melihat terjadinya kompetisi pada tumbuhan (interspesies dan antar spesies)



III. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. gelas aqua
2. label
3. alat ukur/mistar
4. neraca digital
5. alat tulus menulis
6. tanaman objek (tomat dan gulma)


IV. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada pengamatan ini yaitu:
1. menyediakan bibit tanaman tomat dan salah satu jenis gulma yang
akan diamati. Ukuran gulma dan tanaman tomat tidak jauh berbeda.
2. menyediakan 3 gelas aqua berisi tanah sebagai media tumbuh
tanah yang digunakan harus sama dan tidak terlalu subur.
3. menimbang terlebih dahulu berat setiap tanaman kemudian
menanam masing-masing:
a. 4 pohon tomat pada gelas pertama
b. 2 pohon tomat dan 2 pohon gulma pada gelas kedua
c. 4 pohon gulma pada gelas ketiga
4. mengaklimatisasai selama satu minggu. Setelah itu,
memulai pengukuran awal yaitu mengukur tinggi masing-masing tanaman. Malakukan pengukuran sebanyak 3x dengan interval waktu 1 minggu.
5. menghitung rata-rata pertambahan panjang dan berat gulma dan
tomat.









V. Hasil dan pembahasan

a. hasil pengamatan
adapun hasil yang diperoleh setelah melaukan praktikum ini yaitu:

Tabel hasil pengamatan pertambahan panjang/tinggi tanaman (cm)

Minggu tomat Tomat + gulma Gulma
A B C D Tomat Gulma A B C D
E F E F
I 5,0 4,8 4,3 4,5 4,5 4,1 5,5 4,9 6,8 7,0 6,0 7,2
II 5,3 5,2 4,5 5,4 4,8 4,2 8,1 6,4 7,1 9,2 6,4 9,7
III 6,1 5,4 4,6 5,5 5,2 4,7 10,1 8,0 8,2 11,3 8,7 12,6

Tabel hasil pengamatan pertambahan berat tanaman (gr)

Berat (gr) Tomat Tomat + gulma Gulma
A B C D tomat gulma A B C D
E F E F
Awal 0,17 0,17 0,16 0,21 0,2 0,27 0,4 0,42 0,4 0, 0,4
Akhir 0,13 0,12 0,10 0,15 0,

Analisa data :

- Pertambahan panjang tomat :
A = 6,1 cm – 5,0 cm = 1,1 cm
B = 5,4 cm – 4,8 cm = 0,6 cm
C = 4,6 cm – 4,3 cm = 0,3 cm
D = 5,5 cm – 4,5 cm = 1,0 cm
Pertambahan panjang rata-rata ( p ) = ( 1,1 + 0.6 + 0,3 + 1,0) cm = 3 = 0,75 cm 4 4

- Pertambahan panjang tomat + gulma :
Tomat : E = 5,2 cm – 4,5 cm = 0,7 cm
F = 4,7 cm – 4,1 cm = 0,6 cm
Pertambahan panjang rata-rata ( p ) = ( 0,7 + 0,6 ) cm = 1,3 = 0,65 cm
2 2
Gulma : E = 10,1 cm – 5,5 cm = 4,6 cm
F = 8,0 cm – 4,9 cm = 3,1 cm
Pertambahan panjang rata-rata ( p ) = ( 4,6 + 3,1 ) cm = 7,7 = 3,45 cm
2 2

- Pertambahan panjang gulma :
A = 8,2 cm – 6,8 cm = 1,4 cm
B = 11,3 cm – 7,0 cm = 4,3 cm
C = 8,7 cm – 6,0 cm = 2,7 cm
D = 12,6 cm – 7,2 cm = 5,4 cm
Pertambahan panjang rata-rata ( p ) = ( 1,4 + 4,3 + 2,7 + 5,4 ) cm = 13,8 = 3,45 cm 4 4


- Pertambahan berat tomat :
A = 0,13 gr – 0.17 gr = - 0.04 gr
B = 0,12 gr – 0,17 gr = - 0,05 gr
C = 0.10 gr – 0.16 gr = - 0,06 gr
D = 0,15 gr – 0,21 gr = - 0,06 gr
Pertambahan berat rata-rata ( g ) = ( - 0,04 + (-0,05) + (- 0,06) + (-0,06) = - 0,21 = - 0.0 4 4

- Pertambahan berat tomat + gulma :
Tomat : E = 0,19 gr – 0,22 gr = - 0,03 gr
F = 0,29 gr -0,27 gr = 0,02
Pertambahan berat rata-rata ( g ) = ( -0,03 + 0,02 ) = -0,01 = 0,005 gr
2 2

Gulma : E = 0,18 gr – 0,45 gr = 0,36 gr
F = 0,68 gr – 0,42 gr = 0,26 gr
Pertambahan berat rata-rata ( g ) = ( 0,36 + 0.26 ) = 0.62 = 0,31 gr
2 2

- Pertambahan berat gulma :
Gulma : A = 0,56 gr – 0,46 gr = 0,1 gr
B = 095 gr – 0,48 gr = 0,47 gr
C = 0,62 gr – 0,46 gr = 0,16 gr
D = 1,21 gr – 0,51 gr = 0,7 gr
Pertambahan berat rata-rata ( g ) = ( 0,1 + 0,47 + 0,16 + 0,7 ) = 1,43 = 0,36 gr
4 4


• Kompetisi intra spesies
a. Tomat
Tomat A memiliki pertambahan panjang paling banyak dan pengurangan berat paling sedikit (akibat daun dimakan ulat dan tanaman kurus),sehingga diantara keempat tomat (A,B,C.D) ,tomat A paling mampu berkompetisi sebaliknya. Tomat C memiliki pertambahan panjang paling sedikit dan pengurangan berat paling banyak (sama dengan tomat D), Sehingga diantara keempat tomat tersebut, tomat C paling tidak mampu berkompetisi.
b. Gulma
Gulma D memiliki pertambahan panjang paling banyak dan pertambahan berat paling banyak, sehingga diantara keempat gulma, gulma D paling mampu berkompetisi sebaliknya. Gulma A memiliki pertambahan panjang paling sedikit sehingga diantara keempat gulma tersebut, gulma A paling tidak mampu berkompetisi.
• Kompetisi antarspesies
a. selisih pertambahan panjang antara tomat dan tomat + gulma = 0,75 cm – 0,65 cm = 1 cm
selisih peertambahan berat antara tomat dan tomat + gulma = 0,005 – (-0,05)= 0,055 gr
b. selisih pertambahan panjang antara gulma dan tomat + gulma = 3,85 cm – 3,45 cm = 0,4 cm
selisih pertambahan berat antara gulma dan tomat + gulma
0,36 gr – 0,31 gr = 0,05 gr
Dari hasil selisih pertambahan panjang, dapat dilihat bahwa gulma lebih menang berkompetisi dari pada tomat, sedangkan selisih pertambahan berat tidak dapat digunakan karena ada factor x (daun tomat dimakan ulat sehingga mengurangi berat tanaman).
• Kompetisi antarspesies
a. Selisih perrtambahan panjang antara tomat dan tomat + gulma = 0,75 cm – 0,65 cm = 0,055 gr = 1 cm.
Selisih pertambahan berat antara tomat dan tomat + gulma = 0.005 – (- 0.005 ) = 0,05 gr.
b. Selisih pertambahan panjang antara gulma dan tomat + gulma = 3,85 cm – 3,45 cm = 0,4 cm.
Selisih pertambahan berat antara gulma dan tomat + gulma = 0,36 gr – 0,31 gr = 0,05 gr.
Dari selisih pertambahan panjang, dapat dilihat bahwa gulma lebih menang berkompetisi dari pada tomat, sedangkan selisih pertambahan berat tidak dapat digunakan karena ada faktor x ( daun tomat dimakan ulat sehingga mengurangi berat tanaman).
.











b. pembahasan

pada pengamatan yang telah dilakukan selama 3 minggu, didapatkan hasil pengamatan yaitu pertambahan panjang/tinggi tanaman setiap minggunya mengalami kenaikan sedangkan pada tabel pengamatan pertambahan berat tanaman, pengukuran tomat A, B, C, D dan E tidak mengalami kenaikan tetapi beratnya berkurang. Hal ini disebabkan karena, daun tomat habis dimakan ulat, hanya tomat F yang bertambah beratnya dan pada gulma A, B, C, E dan F mengalami pertambahan berat, hanya gulma D yang tidak mengalami pertambahan berat.
Kompetisi terjadi bila terdapat efek yang saling merugukan pada dua organisme yang menggunakan sumberdaya sama dalam keadaan terbatas. Kompetisi intraspesies lebih sering terjadi daripada kompetisi interspesies karena tumpang tindih niche yang lebih besar.
Kompetisi interspesies yaitu kompetisi yang terjadi pada satu jenis tanaman. Misalnya pada pengamatan ini yaitu, tomat dan gulma tanaman tomat terdiri dari tomat A, B, C dan D (gelas 1). dari pengamatan yang diperoleh, terlihat bahwa tomat A mampu berkompetisi diantara 3 tomat lainnya sedangkan pada gulma A, B, C dan D (gelas 3) gulma D yang paling tidak mampu berkompetisi dengan 3 gulma lainnya.
Kompetisi antar spesies yaitu persaingan yang terjadi antara 2 spesies yaitu tomat dan gulma yang di tempatkan pada satu gelas yang sama. Masing-masing spesies diperlakukan sama tetapi hasil akhitnya akan berbeda. Dari pengamatan ini dapat diketahui bahwa tanaman gulma yang mampu berkompetisi dalam keadaan terbatas daripada tomat. Salah satu faktor penyebabnya yaitu karena faktor lingkungan yang tidak mendukung, dalam hal ini habitat dan kekurangan air yang mengakibatkan tanaman tomat stress. Karena tanaman tomat membutuhkan air dan tanah yang subur untuk menunjang pertumbuhannya, berbada dengan gulma hanya berupa tumbuhan liar yang dapat hidup dalam kondisi kritis.
Sebagai media pertumbuhan dan tempat penyediaan unsure hara bagi pertumbuhan tanaman kapasitas tanah adalah relative terbatas dan sangat tergantung dari sifat dan cirri tanah tersebut. Berdasarkan peran tanah terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, maka sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah diantaranya kandungan unsure hara, keasaman (pH tanah), kandungan bahan organic, kelengasan tanah, tekstur dan struktur tanah dll merupakan faktor-faktor penting yang berperan dalam menentukan kualitas dari tempat tumbuh.



VI. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. kompetisi interspesies yang terjadi pada tanaman tomat A, B, C dan D yang paling mampu berkompetisi yaitu tomat A dan tomat C tidak mampu berkompetisi. Sedangkan pada gulma A, B, C dan D gulma D yang paling tidak mampu berkompetisi dan gulma A yang mampu berkompetisi.
2. kompetisi antarspesies tomat dan gulma, gulma lebih dapat berkompetisi dibandingkan dengan tomat.











DAFTAR PUSTAKA


Samsurizal. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Palu. UNTAD press

Kasim, amiruddin. 2004. Ekologi Tumbuhan. Palu. Tadulako. University press

http://smadapala999.blogspot.com/2009/10/analisis-vegetasi-anveg.html



nama : kardi sambanoa
stambuk : A 221 07 051

Etologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Pada dasarnya perhatian orang tentang prilaku hewan mulai berkembang karena hasrat ingin tahu atau karena kebutuhan. dalam“Histori Ammalia”, Aristoteles telah menganalisis dan menafsirkan prilaku hewan dalam membuat sarang, prilaku maternal, dan prilaku kawin. Namun lebih penting dari pada hanya sekedar deskripsi tentang prilaku yang dikemukakan oleh Aristoteles.
Seperti halnya manusia hewan pula membutuhkan ruang untuk melakukan akitfitasnya(Perilaku) baik aktifitas sehari-hari maupun aktifitas(Perilaku) untuk mempertahankan jenisnya. Disampint itu pula adaptasi merupakan bgian penting dalam hal usaha mahluk untuk mempertahankan jenis.
Maleo adalah salah satu hewan endemik di sulawesai karena itulah kami tertarik melakukan penelitian tentang hewan tersebut dan hewan-hewan lain yang ada disekitar desa pakluli yang berlokasi di kebuin obat tradisional.penelitian ini mencakup pada : Bentuk Morvologi, Penyebaran, Habitat, Jenis makanan/cara memperoleh makanan, Prilaku, Respon, dan Status konserpasi.
Bentuk-bentuk perilaku respon meiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda baik antar kelompok jenis maupun antar jenis.Dengan demikian, diperkirakan memiliki pengaturan yang indevenden dipusat syaraf.
Hal ini banyak diteliti pada kucing memang dapat dikatakan bahwa hampir semua perilaku terutama pada hewan berderajat tinggi selain dikendalikan otak juga adanya pengaruh interna dari hormone dan pengaruh luar.
Dalam hal komplik maka yang disebut dari pengaruh luar adalah hewan lawan. Dan ternyata dalam hal berkelahi, Pengalaman, beajar dan kondiksi tubuh.seperti kesakitan dan frutasi juga mempunyai pungaruh yang besar terhadap respon yang akan ditimbulkan oleh hewan tersebut.Beberapa kelompok hewan untuk mengapi respon dengan mendekatinya dari segi faktor interna,efek dari faktor interna ini merupakan motifasi pada hewan.
Di pihak para ahli psikologi menyatakan bahwa prilaku itu pada dasarnya spontantanitas.mereka mengaku sebagai ahli ilmu jiwa lebih menguasai perilaku secara komperentif.
Dalam praktik,akhirnya para ahli sepakat bahwa perilaku adalah reaksi sepanjang masih tergantung pada rangsangan-rangsangan luar dan dinyatakan spontan sepanjang factor internal atau motifasi juga punya peranan.kedua penyebab ini akhirnya diterima sebagai fenomena yang menjadi sasaran penelitian perilaku yang dapat di dekati secara objektif ,sekalipun tekniknya dapat berbeda-beda.
Ada yang bertolak nilai dengan mengkaji potensi kapasitas alat-alat indra,kepekaan mahluk terhadap kepekaan fisik,seperti sinar,cahaya dan sebagainya.selanjutnya mempelajari kemampuan deskriminasi dan lokalisasi alat indra.semua kegiatan tersebut dimulai dengan kajian tentang rangsang efektif atau signstimuli.sebab seperti diketahui tidak semua rangsang yang dapat diindrakan hewan akan dijawab.
Efek dari factor internal ini menetapkan motifasi pada hewan timbergen (1958) membagi dua cara pengumpulan fakta adanya factor internal.tehnik pertama adalah cara tidak langsung.ada tiga metode yaitu: pertama mengati perubahan intensitas atau frekuensi respon dalam kondisi fariabel yang konstan.kedua menetapkan intensitas rangsang minum untuk memperoleh respon,diukur pada waktu-waktu berbeda dengan mengendalikan fariabel lain tetap konstan.ketiga dengan cara mengukur intensitas minum untuk menghambat munculnya reaksi dan menghitung fariasi dalam jangka waktu tertentu.







1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengamati tentang respon hewan vertebrata dan invertebrata.
2. Untuk Mengetahui hubungan perilaku dalam ekolologi untuk memper4tahankan populasi.
3. Untuk mengamati perubahan perilaku pada mammalia, aves dan reptil terhadap tekanan predator.
4. Untuk Mengetahui tingkat mortalitas dan natalitas hewan pemangsa dan yang dimangsa.
5. Untuk mengetahui ada tidaknya hormon pada hewan.
6. Untuk mengetahui tingkat stress pada hewan.
7. Untuk mengetahui kemampuan hewan dalam beradaptasi.
8. Untuk menganalisis setiap pengamatan berdasarkan hormon pemicu perilaku.













BAB II
TIJAUAN PUSTAKA


Cloudsy (1956), Perilaku pada hakikatnya adalah adaptasi, Perilaku dapat disebut sebagai respon terhadap stimulus Secara matematis dapat ditulis sebagai
S R, Sementara itu orang akan dengan mudah dapat menerima bahwa setiap adanya stimulus berarti adanya perubahan. Selanjutnya respon terhadap stimulus atau terhadap perubahan tidak lain dari pada adaptasi untuk menyesuaikan diri terhadap adanya perubaha tresebut.
Manning s(1965-1971), Istilah etologi digunakan untuk ilmu perilaku hewan dengan pendekatan kajiannya berpusat dialam. Pendekatan etologi menyatakan bahwa sebagian besar perilaku hewan merupakan perilaku naluri atau preprogram yang sama sekali tidak dapat dipengaruhi oleh pengalaman. Etologi moderen tidak lagi hanya terbatas pada pengamatan alami dialam bebas seperti semula, Akan tetapi sudah berkembang jauh dari itu dengan berbagi eksperimen . misalnya percobaan melalu fisiologis, Pendekatan fisikologis justru mengatakan sebaliknya yaitu bahwa belajar dari pengalaman merupakan determinan utama dalam perilaku hewan.
Hewan Vertebrata memiliki sejumlah kelenjar yang nampak lebih jelas dan lebih pasti dibandingkan dengan kelenjar pada hewan invertebrata. Kelenjar endokrin ialah kelenjar yang mempunyai hasil sekresi berupa hormon. Kelenjar endokrin biasanya akan menerima dan mengedarkan hormon yang dihasilkannya. Sel endokrin mempunyai kebolehan menyimpan untuk sementara hormon yang telah disintesisnya. Secara alami kelenjar endokrin terdiri dari sel-sel yang teratur dengan ketebalan yang tidak melebihi dari dua sel.
(Jusuf Abdurrazak, 1995 : 13
Semua vertebrata, termasuk mamalia, bereproduksi secara generatif (seksual). Pembuahan sel telur oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi di dalam tubuh induk betina, disebut fertilisasi internal, dan fertilisasi di luar tubuh induk bertina disebut eksternal. Fertilisasi eksternak terjadi pada vertebrata yang hidup di air, sedangkan fertilisasi internal pada mamalia terjadi dengan cara memasukkan alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina pada saat kopulasi. (Saktiyono, 1999: 141)
Drickmaker dan Vessey (1982),merumuskan bahwa hormon adalah suatu zat kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar tertentu, yang letaknya tersebar di berbagai tempat di dalam tubuh atau di dalam sel saraf yang disebut neuroscretpry cell dalam sistem susunan saraf.






















BAB III
METODOLOGI

3.1.Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan yaitu :
Termometer
Higrometer
Teropong
Kamera
Senter
Pengukur waktu
Kertas lilin
Wajan

Bahan
Adapun Bahan yang digunakan yaitu :
Objek yang diamati
Alkohol 70%
Garam dapur
Air mineral

3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Bentuk respon
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu:
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan. Untuk memahami tangapan dari respon, melakukan pengamatan terhadap hewan yang di temukan. Memberikan respon dengan berbagai macam perlakuan sehingga ada tangapan dari hewan tersebut. Sebelum memberi perlakuan,Mengamati terlebih dahulu prilaku-prilaku lain yang sesuai dengan petunjuk kegiatan praktikum ini.
 Mengisi table pengamatan sesuai dengan prosedur dan jenis spesis hewan yang ditemukan dan menguraikan berdasarkan buku literature yang ada.
 membandingkan dengan buku-buku yang relevan atau yang berkaitan dengan pengamatan.

3.2.2 Hubungan perilaku dalam ekolologi untuk mempertahankan populasi
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu :
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan.
 Mengamati aktifitas induk jantan maupun betina dalam hal pemeliharaan anak, menghadapi pemangsa, mencari makan serta perilaku kawin dan formasi kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengisi table pengamatan sesuai dengan prosedur dan jenis spesis hewan yang ditemukan dan menguraikan berdasarkan buku literature yang ada.

3.2.3 perubahan perilaku pada mammalia, aves dan reptil terhadap tekanan predator
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu :
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan.
 Mengamati perubahan perilaku pada mammalia, aves dan reptil terhadap tekanan predator. Jika tidak ditemukan predator, kita mengamatinya dengan memberikan suatu perlakuan yang berupa gangguan.
 Mengisi table pengamatan sesuai dengan prosedur dan jenis spesis hewan yang ditemukan dan menguraikan berdasarkan buku literature yang ada.




3.2.4 tingkat mortalitas dan natalitas hewan pemangsa dan yang dimangsa
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu:
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan.
 Menghitung banyaknya spesies dan ketersediaan makanan di daerah pengamatan tersebut.
 Mengisi table pengamatan sesuai dengan prosedur dan jenis spesis hewan yang ditemukan dan menguraikan berdasarkan buku literature yang ada.

3.2.5 Ada tidaknya hormon pada hewan
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu:
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan
 Mengambil sarang burung kemudian merebusnya dengan air dan membiarkannya mendidih. Mendiamkannya sejenak dan mengukur pH rebusan sarang tersebut
 Mencatat sesuai hasil yang didapatkan.

3.2.6 Tingkat stres hewan
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu:
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan
 Menangkap seekor hewan vertebrata dan invertebrata kemudian memasukkannya di dalam kurungan dan memberikan makanan yang sesuai.
 Mengamati dalam beberapa waktu untuk mengetahui makanan tersebut dimakan atau tidak.
 Mencatat hasil yang diperoleh.

3.2.7 kemampuan hewan dalam beradaptasi
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu:
 Mengamati daerah disekeliling lokasi yang menjadi obyek pengamatan.
 Mencari beberapa ekor cacing.
 Menyiapkan dua lembar kertas lilin, satu setengah sendok makan garam meja dan alkohol 70% secukupnya.
 Meletakkan cacing di atas kertas lilin yang masing-masing telah ditaburi garam dan alkohol 70%.
 Mengamati apakah cacing tersebut dapat beradaptasi atau tidak.
 Mencatat sesuai hasil yang didapatkan
3.2.8 Analisis setiap pengamatan berdasarkan hormon pemicu perilaku
Adapun langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini yaitu:
 Mengumpulkan seluruh data yang diperoleh.
 Mencari di literatur hormon-hormon yang memicu dari masing-masing perilaku hewan.
 Mencatat sesuai hasil yang didapatkan.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. Bentuk respon hewan invertebrata dan vertebrata
No Spesies/jenis dan gambar Bentuk Respon Tanggapan dan Perilaku Habitat
1.






2.







3.






Ulat bulu



Kupu-kupu




Semut



Sentuhan



Tekanan


Mendekati spesimen(bagian anterior)

Sentuhan (posterior)


Sentuhan

Gangguan (berupa invasi)


Ulat bulu akan merespon dengan mengubah arah gerakannya dan tubuhnya akan membentuk lekukan.
Ulat akan mengeluarkan feses.

Kupu akan segera terbang karena bagian antenanya dapat menangkap respon.

Kupu agak dalam menanggapi respon dibandingkan perlakuan pertama.
Mengubah arah pergerakannya
Agresifitas (melakukan suatu gerakan perlindungan diri) dan sebagian semut-semut pekerja melindungi sarang dan telur-telurnya.

Dedaunan







Di alam bebas




Di tanah dan pepohonan




4.






5.
Kambing


Kucing

Mendekati


Melempar batu


Mendekati Menghindar dan lari.


Lari menghindar lebih cepat dibanding perlakuan pertama.

kucing liar : menjauhi/lari.
Kucing peliharaan :
diam. Di sekitar pemukiman penduduk




Di sekitar pemukiman penduduk


b. Hubungan perilaku dalam ekolologi untuk mempertahankan populasi
 Burung gereja
• Aktifitas induk
1. memonitoring : ±50 kali perjam
2. mengawal kelompok
setelah anaknya sudah mulai belajar terbang, induk burung akan mengawasi anaknya yang sedang belajar dengan membentuk formasi kelompok.
3. memberi instruksi dan suara : ±70 kali perjam
4. membuat sarang : Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.

• Perilaku mengahadapi pemangsa (gangguan predator)
a. Kode suara dan gerakan : ketika ada predator, salah satu dari burung gereja segera terbang dan memberikan kode suara serta gerakan. Biasanya suara yang dikeluarkan berbeda dari biasanya, terkadang lebih panjang.
b. Menghindar : burung gereja lebih memilih untuk menghindar ketika melihat predator datang menghampirinya.
• Perilaku mencari makan : mematuk.
• Perilaku kawin :
1. Perkelahian atau berlari-lari mengitari betina
2. Ketika musim kawin tiba, burung jantan akan mengeluarkan nyanyian-nyanyian yang khas untuk memikat betina.
3. Pembuatan daerah teritorial dan sarang.
• Formasi kelompok dalam kehidupan sehari-hari : aves
1. Migrasi : ketika kondisi lingkungan tidak memungkinkan, misalnya suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah atau jumlah makanan yang tidak mencukupi, maka burung gereja akan melakukan migrasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Kawin
3. Pembuatan sarang
4. Pemeliharaan anak.






 Burung Merpati
• Aktifitas induk
1. memonitoring : ± 25 kali perjam
2. mengawal kelompok
setelah anaknya sudah mulai belajar terbang, induk burung akan mengawasi anaknya yang sedang belajar dengan membentuk formasi kelompok.
3. memberi instruksi dan suara : ± 45 kali perjam
4. membuat sarang : Burung ini membuat sarangnya di pelapon-pelapon rumah, di sela-sela ventelasi, di dahan pepohonan dan di tempat-tempat yang dianggap aman hingga ketinggian sekitar 3 m di atas tanah.
• Perilaku mengahadapi pemangsa (gangguan predator)
a. Kode suara dan gerakan : ketika ada predator, salah satu dari burung merpati segera terbang dan memberikan kode suara serta gerakan.
b. Menghindar : burung gereja lebih memilih untuk menghindar ketika melihat predator datang menghampirinya.
• Perilaku mencari makan : mematuk.
• Perilaku kawin :
1. Perkelahian atau berlari-lari mengitari betina
2. Nyanyian-nyanyian : Ketika musim kawin tiba, burung jantan akan mengeluarkan nyanyian-nyanyian yang khas untuk memikat betina.
3. Pembuatan daerah teritorial dan sarang.
• Formasi kelompok dalam kehidupan sehari-hari : aves
1. Migrasi : burung merpati sangat jarang bermigrasi, kecuali dalam kondisi terdesak yaitu ketika kondisi lingkungan tidak memungkinkan, misalnya suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah atau jumlah makanan yang tidak mencukupi, maka mereka akan melakukan migrasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Kawin

3. Pembuatan sarang

4. Pemeliharaan anak
c. perubahan perilaku pada mammalia, aves dan reptil terhadap tekanan predator
No Spesies/jenis dan gambar Predator waktu memangsa Formasi dalam kelompok Aktifitas harian
1.











2. Burung tekukur




Kambing
Respon burung saat didekati, akan terbang meninggalkan tempat awal.



Lari berpencar dari kelompoknya Terbang secara berpasangan dan beriringan.




Beriringan antara anak dan induk dalam kelompok Terbang berpasangan, hinggap di dahan pohon, mencari makan, membuat sarang dan pemeliharaan anak.
Kembali ke kandang, kawin, mencari makan dan memelihara anak.



3. Cicak
Bila merasa terancam akan bersembunyi di celah-celah atap. Jarang berkelompok Diam, menyendiri, dan menguntai musuh.
















no Nama spesies/ klasifikasi suhu hormon Bahan pembuat sarang Warna hasil rebusan pH ket
1 Burung pipit

Klasifiikasi:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Sub filum:
Vertebrata
Ordo:

Family:
Plocerdae
Genus:
Lonchura
Spesies:
Lonchura leucogastroidos 26 oC Hormon prolaktin,
Hormon progester-on,
Feromon, Hormon LH Di buat dari jerami, rumput-rumputan pada ranting pohon serta kapas dari tumbuhan roviga. Berwarna kecoklat-coklatan 8 Semakin tinggi pH maka semakin kuat pengarh dari hormon tersebut.












4.7. Tabel hasil pengamatan tentang kemampuan seekor hewan dapat beradabtasi atau tidak.
No. Spesies Perlakuan Respon Ket

1.










Cacing tanah
Alkohol 70 %



Garam (NaCl)

Menghindar saat menyentuh alcohol dan mengeluarkan sekret berwarna putih


Menghindar saat mentuh garam/meliuk-liuk, mengeluarkan secret berwarna merah.

Dapat beradaptasi, karena beberapa saat kemudian dapat menembus alcohol.
Tidak dapat beradaptasi


1. Kupu-kupu.
Klasifikasi ilmiah.

Kerajaan : Animalia

Divisi : Rhopalocera

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo :
Famili :
Genus :
Species : Lepidoptera
Nymphalidae
Nympalidae
Nympalias sp












Kupu-kupu termasuk dalam hewan-hewan invertebrate yang tergolong dalam kelas Insecta. Kupu-kupu yang kami temukan pada pengamatan yaitu kupu-kupu yang berwarna kecoklat-coklatan, dan memilki 2 sayap yang digunakan untuk terbang, serta memilki dua pasang antena yang berfungsi untuk mendeteksi adanya rangsang dari luar berupa ancaman bagi drinnya. Kupu-kupu tersebar diberbagai tempat, misalnya pada daerah terbuka seperti hutan dan semak-semak. Kupu-kupu merupakan hewan darat yang terbang bebas untuk mencari makan. Perilaku mencari makan pada kupu-kupu dipengaruhi oleh hormon Steroid yang menghasilkan energi dan hormon Adrenalin. Kupu-kupu termasuk dalam kelompok hewan omnivora. Kupu-kupu yang sudah dewasa umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Berbeda dengan kupu-kupu yang sudah dewasa, ulat hasil dari metamorfosis dari kupu-kupu hidup terutama dengan memakan daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya. Kupu-kupu berperilaku agresi untuk memperoleh pasangan kawin dan bermigarasi untuk memperoleh makanan. Perlu dipahami kupu-kupu akan bermigrasi jika persediaan makanan pada habitat semula tidak dijumpai. Dilihat dari jumlah kupu-kupu yang masih sangat banyak dapat dinyatakan bahwa kupu-kupu belum termasuk dalam kelompok hewan yang harus dikonservasi.
Setelah melakukan pengamatan terhadap respon hewan invertebrate, misalnya pada kupu-kupu setelah diberikan perlakuan dengan cara mendekati dari arah anterior, maka kupu-kupu akan memberikan respon dengan cara terbang menjauh dari arah rangsang dengan cepat. Karena pada bagian anterior kupu-kupu itu terdapat sepasang antenna yang sangat sensitif terhadap hadirnya suatu bahaya yang akan mengganggunya. Sewaktu memberikan respon dengan dengan cara mendekati dari arah posterior maka kupu-kupu tersebut memberikan tanggapan denagan cara berterbangan akan tetapi reaksi untuk terbang sangat lambat, karena pada bagian poaterior tersebut tidak terdapat antena.
2. Hubungan Perilaku dalam Ekologi untuk Mempertahankan Populasi
Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku bergantung pada mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi otot. Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu: (1) makan, (2) mencegah jangan sampai dimakan, (3) mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya, dan (4) meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.

1) Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.
2) Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).
3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.


A.Burung Gereja

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Cisticolidae

Genus: Prinia

Spesies: Prinia familiaris
Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khas: sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih.
Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.
Burung yang ramai dan lincah ini sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, di dekat sumber mata air, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan bakau. Dua atau tiga ekor, atau lebih, kerap terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit..! Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau. Habitat Burung gereja ini umumnya di daerah daratan dari ketinggian 500 m dpl sampai dengan ketinggian 1.500 m dpl.
Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, serta biji-bijian. Mereka berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Perilaku mencari makan yaitu dengan mematuk.
Perilaku yang paling menonjol dari burung gereja ini dalam mempertahankan populasinya yaitu :
• Pembuatan sarang : Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.
• Berdasarkan pengamatan, perilaku burung ini ketika menghadapi mangsa yaitu
a. Kode suara dan gerakan : ketika ada predator, salah satu dari burung gereja segera terbang dan memberikan kode suara serta gerakan. Biasanya suara yang dikeluarkan berbeda dari biasanya, terkadang lebih panjang.
b. Menghindar : burung gereja lebih memilih untuk menghindar ketika melihat predator datang menghampirinya.
• Migrasi : ketika kondisi lingkungan tidak memungkinkan, misalnya suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah atau jumlah makanan yang tidak mencukupi, maka burung gereja akan melakukan migrasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Pemeliharaan anak : seekor induk yang telah menetaskan telurnya akan menjaga dan memelihara anaknya dengan baik. Hal tersebut dilakukan dengan : memonitoring sebanyak ±50 kali perjam, memberi instruksi dan suara sebanyak ±70 kali perjam. Dan setelah anaknya sudah mulai belajar terbang, induk burung akan mengawasi anaknya yang sedang belajar dengan membentuk formasi kelompok.
• Reproduksi
Ketika musim kawin tiba, burung jantan akan mengeluarkan nyanyian-nyanyian yang khas untuk memikat betina. Kemudian tejadi Perkelahian yang tidak bersifat melukai tetapi lebih ke arah untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Atau biasanya induk jantan akan berlari-lari mengitari betina. Induk jantan juga akan membuatan daerah teritorial dan membantu betina dalam membuat sarang. Setelah terjadi proses perkawinan dan fertilisasi, induk betina akan bertelur sebanyak 3-5 butir yang akan dierami dalam beberapa waktu hingga menetas. Telur burung gereja berbentuk sedikit lonjong, berwarna putih dengan ukuran yang tidak begitu besar.
Status konservasi : Sebelum tahun 1990-an, burung ini boleh dibilang tidak memiliki nilai ekonomi, sehingga banyak dibiarkan bebas dan meliar. Sifatnya yang mudah beradaptasi dan tidak takut pada manusia menyebabkan populasi burung ini cukup tinggi pada wilayah-wilayah yang sesuai.
B.Burung Merpati
Klasifikasi ilmiah :
Kelas :Aves
Sub Kelas : Neornithes
Super Ordo : Columbidae
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba Livia (Levi, 1945)
Ukuran tubuh merpati yaitu ±15 cm. Bentuk merpati hampir menyerupai burung tekukur. Warna bulunya yaitu hitam. Paruh kecil meruncing, sesuai dengan jenis makanannya yang berupa biji-bijian dan rerumputan kecil. Kaki berbentuk ramping berwarna merah dengan ukuran ±5 cm. Bentuk kaki disesuakan dengan kebiasaannya yang hinggap di dahan-dahan pepohonan.
Penanda utama burung ini adalah tubuh gempal membulat, leher pendek dan paruh memanjang dengan sedikit lapisan berdaging di atas lubang pernafasannya, kepala kecil, dan rentang sayap yang lebar. Anggota keluarga merpati dan dara juga sangat beragam. Terklasifikasikan sekitar 300 spesies jenis asli dan 150 spesies yang didomestikasi (dijinakkan untuk dipelihara). Semuanya terdiri dari varian warna bulu, ukuran tubuh, dan “spesialisasi keahlian”.
Blakely dan Bade (1988) melaporkan bahwa bila salah satu pasangan mati atau dipisahkan oleh manusia, maka dicarikan pasangan lain dalam beberapa hari, tetapi bila pasangan yang dipisahkan itu kembali, pasangan lama akan terwujud kembali. Muhami (1983) bahwa salah satu ciri yang membedakan burung merpati (pigeon milk) yaitu cairan yang berwarna krem menyerupai susu yang dikeluarkan dari tembolok induk jantan maupun betina.
Levi (1945) bahwa merpati mempunyai sifat damai hampir tidak ada Pack Order dan kanibalisme, walaupun ditempatkan dalam satu kandang, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memilih pasangan sendiri, bersifat monogami, dan mempunyai sifat sense of location dalam waktu yang lama dan dalam jarak yang jauh.
Sebagai burung, merpati dan dara sangat familiar di hampir semua belahan dunia. Namun sebaran yang paling besar dan beragam terdapat di kawasan Indomalaya (Asia dan Pasifik) dan zona ekologi Australasia (Australia, Tasmania, New Guinea, New Zealand, dan kepulauan sekitarnya).
Masing-masing spesies merpati menempati hampir semua lingkungan dari alam liar pegunungan, padang rumput, bebatuan, sampai hutan beton di perkotaan. Namun lingkungan hidup yang paling disukai merpati adalah wilayah beriklim tropis.
Merpati memang bukan burung yang rewel. Ia senang saja menyantap aneka buah biji-bijian, dan buah rerumputan (berry). Varian ketersediaan dan diet makanan serta wilayah tempat tinggal ini yang membedakan kelompok jenis dan spesiesnya. Misalnya ada merpati yang suka bersarang dan mencari makan di areal bebatuan seperti merpati batu (rock pigeon), atau merpati yang suka bersarang di pepohonan seperti merpati kayu (wood pigeon), bahkan spesies domestik umum yang “akrab” dengan lingkungan manusia seperti spesies Columba livia..
Perilaku merpati untuk tetap mempertahankan populasinya yaitu:
1. Migrasi : burung merpati sangat jarang bermigrasi, kecuali dalam kondisi terdesak yaitu ketika kondisi lingkungan tidak memungkinkan, misalnya suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah atau jumlah makanan yang tidak mencukupi, maka mereka akan melakukan migrasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. membuat sarang : Burung ini membuat sarangnya di pelapon-pelapon rumah, di sela-sela ventelasi, di dahan pepohonan dan di tempat-tempat yang dianggap aman hingga ketinggian sekitar 3 m di atas tanah.
3. Pemeliharaan anak : seekor induk yang telah menetaskan telurnya akan menjaga dan memelihara anaknya dengan baik. Hal tersebut dilakukan dengan memonitoring sebanyak ±25 kali perjam, memberi instruksi dan suara sebanyak ±40 kali perjam. Dan setelah anaknya sudah mulai belajar terbang, induk burung akan mengawasi anaknya yang sedang belajar dengan membentuk formasi kelompok.
Selain itu, merpati juga memprosuksi cairan yang sangat membantu dalam pemeliharaan anak. Sumadi (1991) menyatakankan bahwa Crop milk yang diproduksi oleh tembolok induk merpati warnanya menyerupai keju dan cair, diproduksi sebelum telur menetas. Cairan yang diberikan induk merpati kepada squab (anak burung merpati) dengan cara meloloh (proses regurgitasi) dan memompa ke dalam mulut squab.
4. Reproduksi
Merpati betina biasanya lebih kecil dan tidak terlalu ribut dibandingkan dengan merpati jantan pada saat kawin. Pada proses cooing dan billing, betina selalu menempatkan paruhnya pada paruh jantan. Ukuran merpati jantan lebih besar dengan tekstur bulu lebih besar dan bulu leher tebal. Merpati jantan pada saat bercumbu membuat gerakan melingkar, memekarkan bulu ekor dan menjatuhkan atau merebahkan sayap (Blakely dan Bade, 1998).
Tingkah laku kawin merpati berbeda dari jenis unggas lainnya. Semangat kawinnya tinggi untuk merpati performing breed. Mejelang kawin pejantannya mengembungkan tembolok, bulu sayap dan punggung dimekarkan, sayap direbahkan adakanya menyentuh lantai. Bila betinanya mengangguk-anggukkan kepala lalu mendekam berarti menerima pejantan, selanjutnya pasangan itu mulai bersatu.
Status konservasi : Saat ini merpati sangat digemari masyarakat untuk dibudidayakan sebab bentuknya yang sangat menarik dan juga dapat digunakan sebagai bahan pangan. Burung merpati sangat cepat berkembang biak pada daerah yang cocok.
3. Perubahan Perilaku pada Mammalia, Aves dan Reptil terhadap tekanan Predator
Ada sekelompok kecil hewan yang termasuk super predator yang tidak takut pada predator yang lain, tetapi pada akhirnya musuhnya adalah manusia. Pada umumnya cara utama hewan menghindari musuh adalah dengan berlari atau terbang.
Pada hewan tingkat tinggi, melarikan diri dari predator adalah merupakan perilaku belajar, mis : kucing dengan anjing. Tetapi pada lalat rumah merupakan perilaku bawaan, mis : bila lalat akan dipukul dapat menghindar, karena adanya perubahan udara di sekitarnya.
Tanda adanya bahaya itu diterima berbeda antara satu spesies dengan spesies yang lain. Pada sejenis burung gelatik mempunyai naluri takut terhadap burung hantu tetapi tidak takut terhadap ular, tetapi pada spesies burung yang lain sejak lahir sudah takut terhdap ular, tetapi tidak takut terhadap predator yang lain. Juga respon terhadap predator bervariasi, karena meskipun predatornya sama akan memberikan tanda yang berbeda pada waktu yang tidak sama. Misalnya antelop tidak akan melarikan diri bila melihat singa yang berjalan ke arahnya, tetapi antelop baru bereaksi kalau singa mengendap-endap pada semak-semak.
Cara menghindari predator :
1. Perilaku Altruistik
Perilaku ini lebih mementingkan keselamatan kelompok daripada dirinya sendiri. Misalnya: Rusa (Muskoxen) di daerah tundra di Antartika, bila tidak bisa melarikan diri dari predator (serigala) akan mengirimkan bau dari jari kakinya yang disebut karre.
Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya singa atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang yang tua, betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan. Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau menyerang predator tersebut.
Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada burung elang yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan.
Semut yang sarangnya terganggu akan mengeluarkan feromon (asam formiat) dari taringnya, untuk memberi tanda kepada semut-semut yang lain, bila keadaan sudah reda asam formiat tidak dikeluarkan lagi dan kembali lagi ke sarang.
2. Kamuflase (penyamaran)
Yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Misalnya :
Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian karena warnanya sangat sesuai dengan lingkungan.
Kupu-kupu daun mati (Kallima) dari Amerika Selatan sayapnya sangat mirip dengan daun yang dihinggapi sehingga dapat terhindar dari burung pemangsanya, tetapi karena sangat mirip dengan daun maka kadang-kadang ada insekta lain yang bertelur di atas sayapnya.
3. Mimikri
Yaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri Miller, mimikri Bates dan mimikri agresif.
Banyak hewan yang mempunyai adaptasi melindungi dirinya terhadap serangan pemangsa, misalnya : Duri pada landak, Bau pada celurut, dan Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam hidrosianat yang beracun jika diganggu.
Bila hewan telah mempunyai senjata tetapi tidak ada pemangsa yang tahu, maka hewan tersebut berevolusi sehingga mempunyai warna yang mencolok tanpa penyamaran sedikitpun, disebut aposematik. Misalnya pada larva kupu-kupu raja berwarna mencolok tanpa penyamaran sedikitpun, dan di dalam badannya terdapat zat kimia yang beracun untuk predator yang memangsanya. Zat beracun tersebut berasal dari tumbuhan (milkweed) yang biasa dimakan. Racun tersebut tetap disimpan sampai larva mengalami metamorfosis. Maka burung yang memakan kupu-kupu raja akan memuntahkannya dan tidak akan makan lagi.

A.Kambing
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:
Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Artiodactyla

Familia: Bovidae

Subfamili: Caprinae

Genus: Capra
Spesies: C. aegagrus

Subspesies: C. a. hircus
Linnaeus, 1758


Kambing merupakan suatu jenis binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Warna bulu kambing lokal ini yaitu hitam, cokelat keputihan, cokelat atau putih kehitaman.
Kambing lokal (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies dari kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu dan banyak terdapat rumput hijau.
Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini di pimpin oleh kambing betina yang paling tua. Kambing jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.
Berdasarkan pengamatan, Perilaku kambing ketika diberikan suatu perlakuan yaitu :
• Perubahan Perilaku terhadap tekanan predator : Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor dan ketika ada predator mereka akan berlarian dengan cara berpencar. Demikian pula halnya ketika kita memberikan perlakuan seperti mendekatinya dengan kaget. Berlari/menghindar secara berpencar merupakan salah satu cara untuk kambing agar dapat menghindar dari serangan predator.
• Formasi dalam kelompok : sang induk betina akan selalu mengawasi ananknya dengan cara beriringan berjalan dalam kelompoknya. Hal ini juga dilakukan sebagai suatu perlindungan terhadap anaknya agar dapat mengurangi resiko tertangkap oleh predator dan dalam keadaan terpaksa yaitu ketika anaknya tertangkap misalnya, sang induk akan melakukan perlawanan terhadap predator dengan menggunakan tanduknya.
Aktifitas harian kambing yaitu : Kembali ke kandang, kawin, mencari makan dan memelihara anak. Kambing berkembang biak dengan melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua hingga tiga ekor anak, setelah bunting selama 150 hingga 154 hari. Dewasa kelaminnya dicapai pada usia empat bulan. Dalam setahun, kambing dapat beranak sampai dua kali.
Status konservasi : Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Kambing lokal merupakan hewan ternak yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat untuk kebutuhan pangan dan perdagangan.





B.Cecak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: squamata
Familia: Geckkonidae

Genus: Cosymbotus
Spesies: Cosymbotus platyurus
Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon berwarna abu-abu, berukuran sekitar 10 centimeter. Diperkirakan kata 'cecak' berasal dari suara yang dibuat oleh hewan ini yaitu: "cak, cak, cak". Dengan ini bisa dikatakan bahwa kata ini merupakan sebuah onomatope. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.
Cecak tesebar hampir diseluruh belahan dunia, karena jenis makanannya yang mudah didapatkan yaitu berupa nyamuk dan kemampuannya yang cukup baik dalam beradaptasi dan mempertahankan kelestariannya. Cicak kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap.
Berdasarkan pengamatan, Perilaku cicak dalam menghadapi predator yaitu bersembunyi di celah-celah atap. Cicak memiliki warna yang hampir mirip dengan habitatnya, sehingga ia sangat mudah untuk bersembunyi dari sang pemangsa. Salah satu kebiasaan cicak yang berbeda dari hewan lainnya yang hidup di alam yaitu cicak sering nampak berjalan dan mencari mangsa secara individual. Terkecuali pada saat musim kawin tiba, mereka nampak berjalan dengan pasangannya.
Reproduksi berlangsung secara kawin. Fertilasi terjadi di dalam tubuh. Setelah terjadi proses fertilisasi, induk betina akan bertelur, telur kecil, berwarna putih bening dan berbentuk agak lonjong, telur memiliki banyak yolk, berselaput kulit lunakatau bercangkok tipis. Telur biasanya diletakkan disuatu tempat dan dibiarkan menetas sendiri.
Status konservasi : cicak masih dapat ditemukan bebas berkeliaran di alam dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, namun kelestarian spesies ini masih belum perlu untuk dilakukan perlindungan khusus sebab jumlahnya masih sangat banyak dan sangat jarang untuk diburu manusia.
C. Tekukur

Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Columbiformes

Famili: Columbidae

Genus: Streptopelia

Spesies: S. chinensis
Ukuran tubuh burung tekukur yaitu ±13 cm. Warna bulu tubuhnya yaitu kelabu dan pada bagian ekornya berwarna kehitaman. Salah satu penanda spesies ini yaitu pada bagian lehernya terdapat bagian yang berwarna hitam putih. Paruh kecil meruncing, sesuai dengan jenis makanannya yang berupa biji-bijian dan rerumputan kecil. Kaki berbentuk ramping berwarna merah dengan ukuran ±5 cm. Bentuk kaki disesuaikan dengan kebiasaannya yang hinggap di dahan-dahan pepohonan.
Spesies tekukur menempati hampir semua lingkungan alam liar dari pegunungan, padang rumput, bebatuan, sampai hutan beton di perkotaan. Namun lingkungan hidup yang paling disukainya adalah wilayah beriklim tropis.
Makanan burung tekukur buah biji-bijian dan buah rerumputan (berry). suka bersarang dan mencari makan di areal bebatuan, di pepohonan bahkan spesies domestik umum yang “akrab” dengan lingkungan manusia.
Mejelang kawin pejantannya mengembungkan bulu sayap dan punggung dimekarkan, sayap direbahkan adakanya menyentuh lantai. Bila betinanya mengangguk-anggukkan kepala lalu mendekam berarti menerima pejantan, selanjutnya pasangan itu mulai bersatu.
Status konservasi : Saat ini tekukur sangat digemari masyarakat untuk dibudidayakan sebab bentuknya yang sangat menarik dan juga dapat digunakan sebagai bahan pangan. Burung tekukur sangat cepat berkembang biak pada daerah yang cocok.
4. Tingkat mortalitas hewan pemangsa dan yang dimangsa
Pada percobaan yang keempat ini yang diamati adalah tingkat mortalitas dan natalitas hewan pemangsa dan yang dimangsa di area sekitar pengamatan.
A. Sapi
Pada tingkat pemangsa herbivora ditemukan berbagai macam spesies, salah satunya adalah sapi. Adapun klasifikasi dari sapi yakni :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
Species : Bos taurus

Sapi yang tergolong binatang Termangsa (prey), dia harus selalu mewaspadai keadaan lingkungan, dia selalu berusaha untuk mengetahui kehadiran binatang Pemangsa. Indera yang paling diandalkan untuk tujuan ini adalah indera pemciuman.
Melalui penciuman ini meraka dapat mengevaluasi keadaan di sekitarnya, mengenali kelompoknya, mengenali anaknya , bagi si anak untuk mengenali ibunya. Sapi sama persis dengan anda sebagai manusia, yaitu menggunakan hidung dan mulut untuk mencium. Hanya saja sapi lebih bijak dalam menggunakan mulutnya saat mencium, sehingga penciumannya jauh lebih tajam atau sensitif dibanding manusia.
Selain menggunakan indra penciumannya, kita dapat mengamati sapi melalui bahasa tubuhnya. Sapi adalah binatang beleher panjang, bagian depan badannya lebih besar dan berat. Dengan sendirinya Sapi mengandalkan momen atau gaya gerak kepala dan lehernya, untuk menjaga keseimbangan berdirinya, serta untuk Menggerakkan Tubuhnya. Dengan demikian sebelum memulai suatu gerakan, terutama yang banyak menggunakan tenaga dan moment, maka Tubuh Bagian Depan ini akan mengawali gerakan tersebut.Berarti dengan mengamati gerakan awal pada tubuh sapi bagian depan, maka kita bisa mengetahui, gerakan apa dan bagaimana yang akan dia lakukan. Se simpel dan se-sederhana itulah yang di sebut “Bahasa Tubuh Sapi”.
Sapi sudah tersebar secara luas di seluruh kepulauan indonesia, bahkan pada saat ini banyak terdapat di daratan Australia. Secara tradisional pergerakan jenis herbivora ini sering mengikuti pola pergerakan manusia, karena pola perladangan berpindah dan pembakaran hutan dapat merangsang pertumbuhan rumput muda yang sangat dipilih herbivora ini. Sapi tidak menghendaki tempat atau daerah tempat dia hidup yang keadaan yang tertutup rapat.
Dalam pembahasan pada perecobaan ini kita tidak mengamati sapi sebagai hewan yang dimangsa tetapi membahas tentang tingkat mortalitas dan natalitas dari spesies yang dimangsa sapi.
Dari hasil pengamatan yang di dapat pada area pengamatan, antara tingkat mortalitas dan natalitas dari makanan yang dimakan sapi terjadi keseimbangan. Ini dilihat dari beraneka macam jenis spesies yan dimakan dan ketersediaannya pun pada daerah ini sangat banyak. Dimana juga ketahui jumlah populasi sapi pada daerah inipun tinggi.

B. Anjing
Pada tingkat hewan pemangsa omnivora yang ditemukan yakni salah satunya anjing. Anjing banyak digunakan oleh manusia sebagai hewan peliharaan. Hewan peliharaan daerah teritoriumnya dialihkan di rumah-rumah, dan dipertahankan sepanjang tahun. Sehingga anjing sangat mudah dilatih untuk menjadi penjaga rumah yang baik.
Anjing adalah hewan sosial, tapi kepribadian dan tingkah laku anjing bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masimg ras. Selain itu, kepribadian dan tingkah laku anjing bergantung pada perlakuan yang diterima dar pemilik anjing dan orang-orang berkomunikasi dengan sang anjing. Anjing yang menerima kekerasan dari pemilik atau dengan sengaja dibuat kelaparan bisa menjadi anjing cepat marah dan berbahaya.
Anjing hampir memiliki 220 juta sel penciuman yang sensitif tahap baru. Luasnya kir-kira selebar sapu tangan, sangat luas bila dibandingkan sel penciuman ayng dimiliki oleh manusia. Mekanisme pengumpulan informasi di otak anjingberdasarkan partikel-partikel bau yang berhasil diendus belum diketahui secara jelas. Anjing dapat membedakan dua jenis bau : partikel bau di udara yang menyebar yang menyebar dari orang atau benda, dan partikel bau di tanah yang masih bisa dideteksi setelah beberapa lama.
Anjing memakan beberapa spesies, seperti daging, kadang rumput-rumput. Rumput dapat menetralisirasam lambung atau memakan rumput bisa membuat anjing muntah. Makanan harus ditelan secepat mungkin supaya bisa makan sebanyak-banyaknya sebelum dihabiskan anggota kawan lain. Sehabis makan, anjing sering memuntahkan kembali tulang-tulang yang tidak bisa dicerna, bulu hewan yang dimangsa, dsb. Sebagian anjing peliharaan malah cerewet dan menjadi “pilih-pilih” dalam soal makanan, soalnya tidak lagi perlu makan untuk sekedar bertahan hidup.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, tingkat mortalitas dari spesies yang dimangsa anjing rendah sedangkan tingkat natalitasnya tinggi. Ini disebabkan banyaknya spesies yang dimangsa dari anjing tersebut, sehingga spesies yang satu tidak akan mengalami kekurangan yang barmakna. Anjing pada area ini banyak dipelihara oleh masyrakat setempat untuk menjadi penjaga rumah.






Adapun klasifikasi dari anjing yakni :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum: Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo :
Family : Canidae
Genus : Canis
Species : Canis lupus
Sub species : Canis lupus familiaris

C.Bangau
Bangau merupakan burung pantai migran, terbang jauh dengan cara melayang memanfaatkan arus udara panas sehingga menghemat tenaga. Bangau bisa dijumpai di daerah beriklim hangat. Burung bangau merupakan hewan carnivora yang makanannya berupa katak, ikan, serangga, cacing, burung kecil, dan mamalia kecil dari lahan basah dan pantai. Bangau tidak memilki organ suara syrinx sehingga tidak bersuara. Paruh yang diadu dengan pasangannya merupakan cara berkomunikasi menggantikan suara panggilan. Adapun klasifikasinya yakini sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Family : Ciconiidae
Genus : Ciconia
Species : Ciconia ciconia
Burung bangau merupakan burung dengan berat rentang sayap yang lebar. Memiliki badan yang berukuran besar, bersifat monogami, dan setia pada sarang, tapi dapat juga berganti pasangan sehabis migrasi atau pergi bermigrasi tanpa ditemani pasangannya. Sarang digunakan untuk beberapa tahun, berukuran sangat besar, diamater hingga ± 2 meter, dan kedalaman sarang ± 3 meter. Sebagian besar burung bangau bersarang dalam koloni, seringnya dengan burung-burung randuk yang lain. Sepasang burung mempertahankan kawasan pembiakan yang kecil yang biasanya terbentang sekitar ±3-4 meter dari sarang. Telur dieramkan oleh kedua-dua burung dewasa selama 21-25 hari sebelum telur menetas. Anak burung dijaga oleh jedua induknya selama 40-45 hari sampai anak-anak burung bisa terbang.
Pada area pengamatan, populasi burung bangau rendah atau sedikit. Tingkat mortalitas dari spesies yang dimangsa tinggi dan tingkat natalitasnya rendah. Ini disebabkan oleh tingkat populasi dari burung bangau dan jumlah spesies yang dimangsa pada area pengamatan.Populasi dari burung bangau pada area pengamatan sedikit, ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni suhu, jumlah makanan yang ada, dll. Dimana kita ketahui suhu sangat berpengaruh penting dalam menentukan jumlah populasi dari mahluk hidup.
e. Mengetahui ada tidaknya hormone dalam sarang burung
Dari hasil pengamatan pada percobaan 5 kami menemukan sampel sarang burung dari jenis Longhura leucogastroides (burung pipit) dimana kami menemukan hal-hal sebagai berikut:
a. BAHAN PEMBUAT SARANG
Bahan pembuat sarang dibuat dari jerami, rumput-rumputan pada ranting pohon serta kapas dari tumbuhan roviga.

b. HORMON
Bersamaan dengan sifat mengeramnya itu, produksi hormon prolaktin pada induknya mengalami peningkatan, karena pengaruh hormon progesteron. Disamping itu juga terdapat feromon yang berfungsi untuk menarik pasangannya. Selain itu pula, dari hasil rebusan sarang burung terlihat adanya kandungan minyak hal tersebut di karenakan adanya hormon LH
a. Warna
Ketika sarang burung di rebus terjadi perubahan warna dimana air rebusan sarang burung berubah menjadi warna kecoklat-coklatan.

b. pH
dari hasil pengamatan menemukan pH = 8 dimana pH tersebut menunjukkan basa. Dimana dapat disimpulkan bahwa pH berhubungan erat dengan hormon dimana semakin tinggi pH maka semakin kuat pengaruh dari hormon tersebut.

f. Tingkat stress hewan
Pada pengamatan ini kita mengamati apakah hewan vertebrata dan invertebrate yang kita tangkap dan kurung mengalami stress atau tidak, dan kita mendapatkan hasil bahwa hewan yang kita kurung tersebut mengalami stress. hewan – hewan yang kita amati adalah :
a Ayam hutan
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies :Gallus lafayetii
Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis – jenis ayam liar yang hidup di hutan. Bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam – ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya. Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna – warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.
Ayam hutan adalah pemakan segalanya, meskipun cenderung sebagai pemakan biji – bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk – pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya. Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan pandai terbang ; tidak lama setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas.
Ayam hutan merupakan salah satu unggas yang telah didomestikasi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Ayang – ayam hutan merah diketahui sebagai nenek – moyang langsung dari aneka jenis ayam peliharaan. Sedangkan persilangan ayam-hutan hijau dengan ayam peliharaan menghasilkan ayam bekisar, yang sangat terkenal di Jawa Timur karena suara kokoknya yang merdu dan bulunya yang indah.
Pada pengamatan yang kita lakukan, di dapatkan hasil bahwa ayam hutan mengalami stress ketika dalam kurungan, hal ini terlihat dengan tidak dimakannya makanan yang di berikan meskipun makan yang diberikan tersebut sesuai dengan makanannya.
b. Belalang
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub phylum : Invertebrata
Class : Insecta
Ordo : -
Sub ordo : Caelifera
Family : Tridactylidae
Genus : Dissosteira Carolina

Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa diantaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena – vena menebal / mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena – vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat – alat tambahan lain seperti caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antenna, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membrane alat pernafasan luar terdapat pada tiap – tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulut bertipe penggigit dan pengunyah yang memiliki bagian – bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing –masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.
Untuk mengetahui timgkat stress dari belalang adalah dengan melakukan pengkapan dan mengurung belalalng tersebut. Setelah memberikan makanan yang sesuai dengan makanannya, ternyata belalalg itu tidak memakan makanan yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa belalang tersebut mengalami stress.

g. kemampuan hewan dapat beradaptasi atau tidak
Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensial pada hewan aquatik dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata. Annelida di samping tubuhnya bersegmet-segmet, juga tertutup oleh cuticula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, dan sudah mempunyai sistim nervosum, cardiofascular tertutup, dan sudah ada rongga badan (celom). Bentuk tubuh panjang cylindris antara 2/3 bagian posteriornya sedikit memipih kearah dorsaventralnya. Warna tubuh, permukaan atasnya (facies dorsalis) berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsal kelihatan jelas, fascies ventralis lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium yang tidak merupakan segmen yang sebenarnya. Tanda-tanda karakteristiknya tubuh panjang dan bersegmen-segmen, ada alat gerak yang berupa bulu-bulu kaku pada setiap segment, badan tertutup oleh cuticula yang terbuka diatas ephitelium yang bersifat granular, pada dinding badan dan tractus digestivus dengan lapisan otot circular dan longitudional, sudah mempunyai rongga badan, pembulu darah membujur dengan cabang kecil (kapiller) pada setiap segment dan pada plasma darah mengandung hemoglobin, serta kebanyakan sersifat hermafrodit dan perkembangan secara langsung atau bersifat gonochoristis dan stadium larva. Sifat dan habitat cacing-cacing ini hidup di dalam liang dan tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak terlalu dingin. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hannya pada saat-saat tertentu saja, pada siang hari mereka tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali pada saat itu hujan, yang menggenangi liang itu. Mereka akan keluar terutama pada pagi hari sesudah hujan, dalam keadaan normal mereka akan pergi ke permukaan tanah pada malam hari. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka akan masuk kedalam liang, sering kali sampai sedalam 8 kaki /sekitar 240 cm, dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan diatasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya. Sedangkan makanan di ambil melalui mulutnya. Sedangkan reproduksi pada cacing pada cacing tanah bersifat hermafrodit. Sepasang ovarium menghasilkan ova, da terletak di dalam segment ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segment ke-13 dan infundibulumnya bercilia. Oviduct tadi melalui septum yang terletak di antara segment ke-13 dan ke-14, dan di dalam segment ke-14 membesar membentuk kantong telur.
Testes : ductus spermaticus atau vasa deferentia masing-masing ada 2 pasang, sedang vesicula seminalisnya ada 3 pasang.
Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testes bagian caudal, dan melanjutkan diri ke posterior sampai segment ke-15, dan pada segment ini juga ductus itu bermuara keluas.
Spermatozoa yang telah meninggalkan testes, akan masuk ke dalam vesicula seminalis dan selanjutnya tersimpan di situ. Walaupun cacing tanah bersifat hermaphrodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi.
Di antara segment-segment 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminis, yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain.
Dari hasil pengamatan kami di daerah Sibalaya, bahwa cacing di daerah persawahan khususnya di pematang-pematang sawah masih banyak, yang dibuktikan dengan sampel yang kami dapatkan/ kami ambil.
Pada pengamatan pertama mengenai cacing A, kami memberikan perlakuan yaitu dengan garam dapur, cacing A, yang di letakkan di kertas lilin. Cacing tersebut ketika kulitnya mengenai garam dapur, cacing tersebut langsung menggeliat, hal ini disebabkan karena cacing tersebut sangat sensitif permukaan kulitnya terhadap garam dapur, hal ini dibuktikan ketika cacing A ini mengeluarkan sekret atau cairan berwarna merah kekuning-kuningan, lama kelamaan/ perlahan-lahan cacing tersebut akan mati karena cacing tersebut tidak dapat beradaptasi dengan garam dapur.
Sedangkan pengamatan terhadap cacing B dengan memberikan perlakuan yaitu alkohol 70% di atas kertas lilin, kemudian cacing tersebut di letakkan di atas kertas lilin yang telah di berikan alkohol 70% pada bulatan di kertas lilin tersebut, kami melihat bahwa cacing tersebut pertama kali permukaan kulitnya mengenai alkohol 70% langsung menggeliat tapi hanya sebentar, lama-kelamaan cacing tersebut tidak menggeliat lagi, malah mendekati bulatan yang telah diberikan alkohol 70% tersebut, cacing ini juga mengeluarkan sekret/ cairan berwarna bening. Cacing ini lama-kelamaan akan mati juga, tapi dalam waktu yang relatif lama tidak seperti pada cacing A yang matinya sangat cepat.
Pada cacing B tersebut bisa beradaptasi dengan alkohol yang telah di berikan. Jika alkohol yang diberikan jumlahnya tidak telalu berlebihan atau banyak maka cacing B ini bisa bertahan hidup lebih lama di daerah beralkohol atau tanah yang sedikit beralkohol.

Reproduksi

reproduksi dan perilaku seksual

[selagi/sedang] [jantan/pria] bersaing untuk akses ke wanita dan mate,if mungkin, dengan lebih dari satu. Di (dalam) binatang menyusui, sebab kehamilan dan produksi susu terbatas kepada wanita, ada secara relatif sedikit/kecil [bahwa/yang] [jantan/pria] dapat melakukan untuk menyediakan langsung mempedulikan yang muda. di (dalam) binatang menyusui [yang] muda siapa secara relatif mengedepan ( precocial) pada kelahiran, peluang untuk maleinvestment bahkan yang lebih rendah, dan [jantan/pria] bersaing untuk berbagai mualim lebih dari mereka merusak jenis [yang] muda belum dewasa ( altricial) pada kelahiran dan di mana [jantan/pria] dapat lebih datar berbagi investasi dengan wanita [itu] ( Zeveloff dan Boyce, 1980).

Di (dalam) jenis poligamy [adalah] Bateman efek menetapkan langkah untuk suatu penyimpangan [yang] mungkin dari yang umum 50:50 jenis kelamin perbandingan, menurut suatu model yang diusulkan oleh Trivrs dan Willard ( 1973). Model berasumsi bahwa investasi berkenaan dengan orangtua di (dalam) keturunan wanita dan [jantan/pria] menjadi yang sama, dan para ibu itu di (dalam) kondisi badan yang terbaik menghasilkan keturunan lebih sehat yang menjadi lebih baik mampu bersaing untuk mualim atau sumber daya lain. sukses [jantan/pria] Yang reproduktif, yang mana [adalah] sangat variabel, harus tinggi jika para ibu mereka dalam suasana yang baik, tetapi rendah, barangkali nol, jika para ibu mereka adalah di (dalam) bentuk lemah/miskin; keturunan wanita mungkin untuk menternakkan bagaimanapun, regard-less untuk kondisi ibu mereka. Oleh karena itu, Trivers dan Willard meramalkan bahwa suatu wanita akan menghasilkan keturunan [jantan/pria] jika dia dalam suasana yang baik dan keturunan wanita jika dia adalah di (dalam) kondisi lemah/miskin; mereka mengutip data dari binatang menyusui seperti cerpelai, rusa, segel, biri-biri, dan babi di (dalam) pen;dukungan [dari;ttg] model mereka.

Meikle ( 1980) yang ditemukan yang high-ranking wanita rhesus monyet/blok ( Macaca mulatta) di (dalam) yang baik kondisi badan memproduksi dengan mantap lebih [] keturunan [jantan/pria] dibanding low-ranking wanita. Para putra ini melakukan/did, sesungguhnya, mempunyai sukses reproduktif lebih tinggi dibanding melakukan/did para putra dalam low-ranking wanita. Para putri, memproduksi di (dalam) kelebihan [oleh/dengan] low-ranking para ibu, reproduksi hampir seperti halnya melakukan/did para putri dalam high-ranking para ibu. Memproduksi para putri adalah suatu insvestment aman; memproduksi para putra adalah suatu spekulasi dengan kemungkinan suatu pemberian imbalan besar di (dalam) reproduktif succes. Bagaimanapun, Williams ( 1979) jenis kelamin perbandingan data yang ditinjau untuk binatang menyusui dan burung-burung dan menyimpulkan [bahwa/yang] Trivers dan Willard hipotesis tidaklah didukung. Data tambahan diperlukan untuk test gagasan ini lebih lanjut .

GAMBAR 11-9
Investasi Berkenaan dengan orangtua di (dalam) Keturunan [oleh/dengan] dan [Jantan/Pria] Wanita
Penggunaan burung sebagai suatu contoh, kita temukan [bahwa/yang] [jantan/pria] menetapkan dan mempertahankan suatu wilayah, maka biaya nya yang lebih tinggi pada awalnya; tetapi wanita menginvestasikan dengan berat di (dalam) telor, dan biaya nya segera melebihi [jantan/pria] [itu] nya. Perbedaan di (dalam) investasi boleh mempengaruhi perilaku seperti (itu) [sebagai/ketika] kawin desersi.
Soource: yang diadaptasikan Dengan ijin dari R.L Trivers," dan Investasi Berkenaan dengan orangtua Seksual Pemilihan," di (dalam) Bernard Campbell, Seksual Pemilihan dan Turunnya Manusia ( New York: Aldine Publick)

Mekanisme dengan mana penyesuaian jenis kelamin perbandingan seperti itu bisa terjadi tidaklah dipahami. Tingkat kematian di dalam kandungan adalah yang lebih tinggi untuk [jantan/pria] dibanding untuk embrio wanita, dan tingkat tarip ini [yang] paling tinggi antar para ibu di (dalam) kondisi lemah/miskin.


Kepedulian Berkenaan dengan orangtua dan Usaha Reproduktif
Tingkat kepedulian berkenaan dengan orangtua bervariasi amat di (dalam) pembedaan binatang [itu]. Jumlah peningkatan kepedulian [yang] [seperti/ kala] ia kompleksitas [menyangkut] organisma meningkat/kan. [Selagi/Sedang] banyak yang berhub dengan air hewan tak bertulang punggung [yang] sederhananya menumpahkan mani dan telor ke dalam air, kepedulian kardinal/primata boleh cukup untuk beberapa tahun, yang (mana) boleh berjumlah 25 persen [menyangkut] bahasa Spanyol hidup keturunan [Adalah] macam hubungan parent-offspring tidak bervariasi dan sederhana untuk menguraikan, bagaimanapun. Burung-Burung memajang suatu cakupan luas teknik kepedulian, dari penguburan telor mereka di (dalam) busuk tumbuh-tumbuhan yang menyediakan panas untuk pengeraman dan begitu bebaskan orang tua, untuk duduk dalam telor tanpa memberi makan sampai mereka diarsir.

Apa [yang] faktor mempengaruhi orang tua investasi membuat di (dalam) [yang] muda mereka setelah kelahiran? Ahli ilmu lingkungan hidup sudah mencoba untuk menghubungkan adaptasi lingkungan ke kepedulian berkenaan dengan orangtua. Sebagai contoh, jenis menyesuaikan diri dengan - lingkungan stabil, dapat diramalkan mempunyai suatu kecenderungan ke arah ukuran badan lebih besar, pengembangan lebih lambat, jangka hidup lebih panjang, dan muda mempunyai;nikmati berselang-seling ( iteroparas) dibanding/bukannya tiba-tiba ( semelparas). [Yang] secara khas, individu [dari;ttg] jenis ini akan menduduki suatu wilayah atau cakupan rumah. kondisi-kondisi [yang] Stabil ini menyukai produksi [dari;ttg] angka-angka [yang] kecil [dari;ttg] muda yang menerima kepedulian luas dan begitu mempunyai suatu tingkat kematian rendah. Dengan kata lain, penekanan adalah pada [atas] mutu dibanding/bukannya kwantitas.

Jenis yang adalah menyesuaikan diri dengan - variabel dan lingkungan tak dapat diramalkan mempunyai tingkat tarip reproduktif tinggi, perkembangan cepat, ukuran badan kecil, dan kepedulian berkenaan dengan orangtua sedikit/kecil. Populasi mereka [tuju/ cenderung] untuk;menjadi dikendalikan oleh faktor phisik, dan mortaliy tingkat tarip mereka tinggi.

Untuk/Karena xample, ikan salem, [oleh/dengan] tiruan jauh ke hulu dari pemberian makan area, harus membelanjakan banyak energi [sebelum/di depan] mereka dapat menternakkan. Istilah usaha reproduktif digunakan untuk menandakan kedua-duanya energi [sebelum/di depan] mereka dapat menternakkan, yang (mana) mengurangi sukses reproduktif di masa datang. Temuan mualim dan muda mengawasi mengambil energi ekstra, dan orang tua boleh berlari resiko [yang] lebih besar yang sedang dikonsumsi oleh pemangsa. Individu berhadapan dengan keputusan, sadar atau cara lainnya, tentang apakah untuk menternakkan sekarang atau menunggu sampai kemudian. jika pilihan akan menternakkan sekarang, perlu beberapa usaha memberikan usaha yang lain kemudian? Sekali ketika ikan salem membuat yang agung ongkos berpindah tempat ke hulu, hey menternakkan dengan meledak dan mati; di (dalam) tidak ada jalan lain dapat manfaat reproduksi menjadi greter dibanding biaya [itu].

Jenis lain, . yang manakah bukan mempunyai biaya awal [yang] tinggi seperti itu [sebelum/di depan] menternakkan, boleh menunda reproduksi atau menyebar ia/nya ke luar dari waktu ke waktu. Di (dalam) lingkungan di mana survival keturunan adalah tak dapat diramalkan dan rendah, orang tua boleh " memagari taruhan mereka" dan menghabiskan suatu usaha [yang] reproduktif kecil masing-masing musim. California Burung camar ( Laruscalifornicus) menggunakan taktik seperti (itu) ; burung-burung [tinggal/hidup] lima belas tahun atau lebih tetapi pantat [yang] hanya satu atau dua anak ayam saban tahun ( Pugesek 1981). [Seperti;Sebagai;Ketika] orang tua [umur/zaman], mereka meningkat/kan usaha mereka, pemasangan lebih [] telor, memberi makan anak ayam lebih [] makanan, dan pertahanan [mereka/nya] dengan penuh semangat, mungkin sebab kesempatan orangtua dalam menyelamatkan nyawa tahun yang lain menjadi lebih kecil.

Ketergantungan yang diperpanjang dan kepedulian berkenaan dengan orangtua luas juga mengasihi ketika suatu species-for contoh, binatang pemakan daging mammalian besar seperti felids dan canids-depends pada [atas] foodthat adalah langka dan sukar untuk memperoleh. Banyak usaha dibelanjakan mencari-cari mangsa dan, dalam beberapa jenis, kooperasi adalah kebutuhan untuk mangsa [itu]. Sepanjang devepmental periode yang diperpanjang, manfaat yang muda dari pelajaran pantas dipertimbangkan melalui/sampai pengamatan atas orang tua dan melalui/sampai permainan.

Ketergantungan yang diperpanjang dan kepedulian berkenaan dengan orangtua luas juga mengasihi ketika suatu species-for contoh, binatang pemakan daging mammalian besar seperti felids dan canids-depends pada [atas] foodthat adalah langka dan sukar untuk memperoleh. Banyak usaha dibelanjakan mencari-cari mangsa dan, dalam beberapa jenis, kooperasi adalah kebutuhan untuk mangsa [itu]. Sepanjang devepmental periode yang diperpanjang, manfaat yang muda dari pelajaran pantas dipertimbangkan melalui/sampai pengamatan atas orang tua dan melalui/sampai permainan.

Parent-Offspring Konflik
Seseorang [yang] telah mengangkat orang dewasa atau anak-anak dengan suatu saudara kandung telah mengamati perselisihan paham sering antar[a] anak dan orangtua. Adalah tidaklah tidak biasa untuk lihat seorang ibu rhesus monyet/blok memukul ten-month-old bayi nya atau penyerahan nya kenaikan kepala nya, dengan demikian menarik puting susu nya dari mulut nya. [Yang] sering bayi menjawab dengan melemparkan a " kemarahan perangai/penusuk". Kita dapat memandang sebagian besar konflik [sebagai/ketika] adisagreement (di) atas sejumlah waktu, perhatian, atau energi [adalah] ibu perlu memberi kepada keturunan ( yaitu., bayi ingin lebih dari yang orangtua ingin memberi).

Walaupun kita sering menginterpretasikan konflik seperti (itu) di (dalam) manusia sebagai hal yang maladaptive dan berhubungan dengan permasalahan anak atau orangtua [yang] psikologis atau [bagi/kepada] beberapa pengaruh budaya negatif, pekerjaan dengan nonhuman kardinal/primata telah memimpin [kita/kami] kepada gagasan di mana konflik menjadi bagian dari [menyangkut] pemisahan proses dan adalah (yang) penting bagi bayi untuk menjadi suatu indpendent dan anggota berfungsi [menyangkut] unit sosial [itu] ( Hansen 1966). Tidak jelas dari penafsiran ini mengapa bayi perlu memprotes maka dengan penuh semangat.

Hipotesis yang lain , berdasar pada koefisien repationship ( bab 4) dan pada [atas] investasi berkenaan dengan orangtua, adalah [bahwa/yang] konflik [muncul/bangun] sebab pemilihan alami beroperasi dengan cara yang berbeda pada kedua generasi ( Trivers 1974). Dari sudut pandang ibu, dia perlu menginvestasikan suatu sejumlah waktu dan energi tertentu di (dalam) keturunan nya dan kemudian menyapih/menghentikan yang muda dan menanam modal dalam muda baru. Ketika memberi beban kepada ia mengasuh di (dalam) kebugaran melebihi manfaat, dia perlu menolak yang muda. Dari stanpoint keturunan, bagaimanapun, keturunan akan beruntung dari kepedulian dilanjutkan sampai memberi beban kepada ibu nya adalah dua kali lebih manfaat ( [karena;sejak] keturunan berbagi separuh tentang gen ibu nya ). Ketika biaya adalah dua kali lebih manfaat ke tha ibu, kemudian kepunyaan keturunan termasuk kebugaran akan start untuk merosot. Dalam posisi ini keturunan perlu me/tinggalkan mengasuh dan mengijinkan nya untuk meningkatkan kebugaran [yang] inclusif keturunan [oleh/dengan] mempunyai;nikmati lebih [] keturunan ( Gambar 11-10).

Alexander ( 1974) telah menantang gagasan ini; ia membantah perilaku itu [menyangkut] keturunan yang mengijinkan [mereka/nya] ke cheat-that akan menerima lebih dari [bagian;saham] kepedulian mereka dari parent-will terpilih melawan terhadap. Keturunan seperti (itu) akan menyampaikan ciri itu ke keturunan mereka sendiri, siapa yang akan menipu [mereka/nya] pada gilirannya, menurunkan kebugaran dari orang tua. Begitu orang tua akan memenangkan jika dalam parent-offspring konflik.
GAMBAR 11-10
Perbandingan memberi beban kepada mengasuh dan Manfaat bagi ke keturunan [sebagai/ketika] fungsi usia keturunan.
Ketika keturunan muda, perbandingan kurang dari 1, dan kedua-duanya keturunan dan ibu memperoleh dalam kaitan dengan kebugaran dari hubungan [itu]. Di atas 1, fitnes dari ibu mulai untuk merosot, dan demikian dia perlu mencoba berhenti untuk keturunan ini dan menanam modal dalam keturunan baru. Antar[A] 1 dan 2 adalah suatu zone konflik ( area yang menaungi) sebab kebugaran dari keturunan masih meningkat(kan). Di atas 2, kebugaran dari keturunan juga merosot, dan keturunan [yang] dengan sepenuh hati menjadi mandiri.
Sumber: Data dari R.I..Trivers," perental investasi dan seksual pemilihan," di (dalam) Bernard Campbell, pemilihan seksual dan turunnya manusia ( New York: Aldine Perusahaan penerbitan;penerbit, 1972).

Faktor yang terdekat di (dalam) perilaku reproduktif
Climatic-Hormonal interaksi
Kebanyakan jenis tinggal di musiman berubah-ubah lingkungan. variabel Yang utama adalah curah hujan dan temperatur, dengan temperatur lebih [] variabel di (dalam) curah hujan dan daerah [yang] kutub dan hangat/dengan kepala dingin lebih [] variabel di (dalam) daerah tropika. makanan Persediaan dihubungkan ke variabel ini dan mungkin (adalah) faktor yang benar-benar mencetuskan reproduksi. Oleh karena penundaan antar[a] fertlisasi dan kelahiran, [yang] terutama sekali merindukan di (dalam) binatang menyusui, picu lingkungan harus isyarat kondisi-kondisi kemudiannya yang akan [jadi] optimal untuk kelahiran.

Banyak jenis menternakkan pada [atas] suatu basis tahunan, dengan gonads mundur dan perilaku seksual yang absen selama kebanyakan dari tahun [itu]. Di (dalam) daerah kutub dan hangat/dengan kepala dingin, perubahan di (dalam) photoperiod adalah paling sering picu untuk serangan [dari;ttg] perilaku reproduktif. Jenis dengan suatu jengkal [yang] pendek/singkat antar[a] kelahiran dan persetubuhan ( e.g., binatang menyusui [yang] paling ungulate) bereaksi terhadap mengurangi daylength.

Di (dalam) studi nya pada [atas] burung pipit yang white-crowned ( Zonotrichia leucophrys), Farner ( 1964) yang terpecahkan detil dari burung pipit menjawab ber;ubah di (dalam) daylength. Ia menggerakkan daylength [yang] secara palsu untuk merangsang [musim semi/ mata air] kondisi-kondisi dan yang ditemukan bahwa itu membujuk kambuh gonads dan perilaku reproduktif tidak pada saatnya. Ia juga menemukan [bahwa/yang] photoperiod tanggapan diatur secara internal sampai taraf tertentu, [karena;sejak] suatu periode [yang] keras kepala yang diikuti menternakkan harus diselesaikan [sebelum/di depan] perubahan di (dalam) daylength dapat mempengaruhi siklus reproduktif yang lain .

Orians ( 1960) yang ditemukan yang bagus penyesuaian [menyangkut] pemilihan waktu reproduksi dapat dibuat oleh cuaca. Sekali ketika pelebaran gonads telah dicetuskan oleh photoperiod, cuaca tidak biasa hangat boleh mempercepat siklus yang reproduktif, dalam beberapa hal genap menyebabkan menternakkan untuk terjadi di (dalam) musim gugur [itu]. Di (dalam) northeastern Amerika Serikat, kita dapat dengar burung pipit nyanyian yang menyanyi pada [atas] hari hangat pada bulan Desember; dan [seperti;sebagai;ketika] hari mendapat/kan lebih panjang di (dalam) Pebruari, burung [yang] menyanyi peningkatan dengan mengabaikan cuaca ( manis 1941).

Beberapa binatang berkombinasi suatu annaul beredar dengan rhythmicas lunar dan keturunan pada tahap [menyangkut] bulan tertentu , [seperti/ketika] memberikan contoh oleh palolo cacing ( Leodice viridis) tentang Selatan Pacific. (Di) atas suatu [di/ke] sana periode hari, enam [bagi/kepada] delapan hari setelah October-November bulan purnama, pantat membelah dua cacing dewasa putus tiba-tiba dan berbondong-bondong di permukaan bukit karang, [di mana/jika] mereka melepaskan telor dan antar hutan Orang Melayu omong kosong tepat sebelum suatu bulan purnama ( Harrison 1952).

Sebagian besar dunia adalah kering atau semiarid. Banyak [pabrik/tumbuhan] tahunan di (dalam) [yang] kering ini atau semiarid lingkungan menjawab dengan cepat ke hujan tak dapat diramalkan [oleh/dengan] berbunga dan menentukan benih yang akan berkecambah setelah hujan yang berikutnya [itu]. Benih ini adalah suatu sumber makanan [yang] utama untuk fauna, dan [karena;sejak] ketersediaan mereka [sebagai/ketika] makanan adalah ringkas dan tak dapat diramalkan, binatang harus menjawab dengan cepat dalam rangka reproduksi [selagi/sedang] suatu persediaan energi berlimpahan. Beberapa burung-burung Australian tinggal di (dalam) kondisi yang menternakkan dengan diperbesar gonads untuk banyak bulan ( Marshall 1960). Stimulus [dari;ttg] tumbuh-tumbuhan hijau, atau mungkin hujan [dirinya] sendiri, mencetuskan hal meminang dan urutan sarang [yang] cepat [yang] membangun, telor [yang] mengerami/berkembang, dan pemberian makan [dari;ttg] muda.

bukit Kanguru ( Macropus robustus) adalah satu dari banyak berkenaan dengan binatang berkantung adj Australian yang praktek suatu format implantation di/tertunda: hal meminang dan persetubuhan berlangsung, tetapi telor yang dipupuk tinggal tidak ditanamkan di (dalam) kandungan [itu] ( Ealey 1963). Sebagai jawaban atas mengekang atau suatu kelimpahan makanan, implantation berlangsung, dan di dalam hari [adalah] [yang] muda yang kecil merayap;merangkak ke dalam atase dan kantong [dirinya] sendiri [bagi/kepada] suatu puting susu. Kanguru, oleh karena itu, memboroskan tidak ada waktu dalam mengusahakan [yang] primed, menemukan suatu mualim, dan copulating ketika makanan [yang] berlimpah-limpah. Selama seminggu pengembangan di (dalam) kantong, ibu dapat bereaksi terhadap peristiwa tak dapat diramalkan, seperti suatu penerusan [dari;ttg] kondisi-kondisi kering dengan makanan sedikit/kecil, dengan sederhananya melemparkan yang muda ( joey) ke luar dari kantong [itu]. Walaupun perilaku seperti (itu) mungkin nampak pemboros dan kejam kepada [kita/kami], adalah bukanlah di (dalam) [bunga/minat] ibu untuk menginvestasikan energi di (dalam) muda yang mungkin tidak akan survive bagaimanapun; melainkan, pemilihan alami telah mengasihi wanita [yang] menanam modal dalam muda yang mempunyai suatu kesempatan survival lebih baik.


Social-Hormonal interaksi
Sekali ketika binatang telah dibawa ke dalam suatu status rediness seksual [yang] umum melalui/sampai climatic-hormonal interaksi, shorter-term peristiwa mengkoordinir perilaku kedua-duanya jenis kelamin melalui/sampai social-hormonal interaksi. Salah satu [dari] studi [yang] [yang] terperinci [menyangkut] sifat alami interaksi ini menjadi pekerjaan Lehrman ( 1958a,1958b) pada [atas] merpati cincin ( Streptopelia risoria), yang (mana) adalah juga dibahas di (dalam) Bab 7. Di (dalam) [satu/ orang] rangkaian eksperimen, Lehrman yang ditempatkan secara seksual mengalami burung-burung di (dalam) suatu sangkar, memperkenalkan [mereka/nya] dengan suatu telor dan sarang ( Gambar 11-11), dan kemudian mencari inclubation perilaku. Burung-Burung yang ia menguji satu demi satu gagal;kan ke inclubate sama sekali. habituation Burung kepada sangkar tanpa kontak dengan mualim tidak meningkat/kan kesiap-siagaan nya untuk mengerami/berkembang; asosiasi burung dengan suatu mualim untuk tujuh hari sebelum presentasi telor dan sarang memimpin ia/nya untuk mengerami/berkembang dengan segera.
Lehrman menyimpulkan asosiasi itu dengan suatu mualim, menyertakan perawakan dan bunyi;serasi hal meminang, dan, [bagi/kepada] suatu luas lebih sedikit, kehadiran dalam bersarang material menyempurnakan perubahan fisiologis yang mendorong ke arah inclubation. Ketika ia memberi burung-burung [yang] sehari-hari suntikan progesterone , mulai tujuh hari sebelum memperkenalkan [mereka/nya] dengan suatu mualim, sarang, dan telor, mereka mengerami/berkembang dengan seketika. Perilaku ini menyatakan bahwa memasangkan dan hal meminang menyebabkan produksi progesterone, walaupun hormon lain, seperti estrogen dan prolactin, adalah juga dilibatkan.




Gambar 11-11
Adakan percobaan pada [atas] Penghembus Cincin Elam dengan Lingkungan dan Hormonal Pretreatments
Dalam semua eksperimen ini, suatu sarang dengan telor diperkenalkan pada [atas] Hari 0. Jika sepasang merpati cincin adalah dihabiskan suatu sangkar dengan suatu telor dan sarang, mereka mulai mengerami/berkembang 5 [bagi/kepada] 7 hari kemudian ( a). Letakkan pasangan ke dalam sangkar dengan suatu sekat antar[a] wanita dan [jantan/pria] pada hari - 7 tidak punya efek, dan [itu] masih mengambil 5 [bagi/kepada] 7 hari untuk pengeraman untuk mulai setelah pengenalan tentang kepindahan telor dan sarang [menyangkut] sekat ( b). Jika pasangan diperkenalkan dengan material yang bersarang pada Hari - 7, pengeraman mulai dengan seketika [atas/ketika] pengenalan tentang sarang dengan telor ( c). Ketidakhadiran suatu sarang inthe pretreament menyebabkan sekitar suatu suatu hari menunda di (dalam) serangan pengeraman ( d). Pretreament dengan progesterone menyebabkan pengeraman segera ketika pir, sarang, dan telor diperkenalkan pada [atas] Hari 0 ( e).

Sumber: dari D.S. Lehrman, " induksi/pelantikan broodiness [oleh/dengan] keikutsertaan di (dalam) hal meminang dan nest-building di (dalam) merpati cincin ( Streptopelia risoria)," jurnal comperative dan psikologi fisiologis 51 91958): 32-36 dan dari D.S. Lehrman, " efek jenis kelamin betina hormon pada [atas] perilaku pengeraman di (dalam) merpati cincin," Jurnal comperative dan psikologi fisiologis 51 ( 1958): 142-145. Hak cipta 1958 oleh asosiasi psikologi yang amerika. yang diadaptasikan Oleh ijin [menyangkut] penerbit [itu].


nasib Yang terakhir tentang segala alleic adalah bahwa yang manapun hilang ( p=0) atau menetapkan;perbaiki ( p=1) di (dalam) populasi [itu]. Begitu heterozygosas [tuju/ cenderung] untuk;menjadi hilang sebagai hasil hal azas keturunan mengapung. Suatu kasus jenis mengapung menjadi efek pendiri, suatu situasi di mana populasi baru dimulai oleh angka-angka individuals-for contoh kecil, [satu/ orang] di mana sepasang burung-burung menjajah suatu pulau. Individu ini dapat membawa hanya suatu pecahan [menyangkut] variabilitas hal azas keturunan dari populasi berkenaan dengan orangtua; begitu populasi yang baru mungkin untuk berbeda dengan kaum tua. Segera contoh, di (dalam) suatu woodlot terisolasi [adalah] permulaan populasi [dari;ttg] tikus-tikus white-footed, [sebelum/di depan] [musim semi/ mata air] [yang] menternakkan, apakah kadang-kadang hanya satu atau dua pasangan.peristiwa ini membentuk suatu bottleneck hal azas keturunan yang mengakibatkan secara luas berubah-ubah frekwensi gen.

Pemilihan, adaptasi, dan speciation
Pemilihan
kita menggambarkan pemilihan sebagai perubahan dalam sanak keluarga frekwensi genotypes itu berasal dari kemampuan diferensial [dari;ttg] mereka phenotypes di (dalam) perolehan penyajian di (dalam) generasi yang yang berikut [itu]. tiga utama jenis pemilihan evolusiner dapat accur berkenaan dengan genotype/phenotype variasi: ( 1) kestabilan pemilihan, ( 2) pemilihan directional, dan 3 pemilihan mengganggu ( menggambarkan 4-7).

menggambarkan 4-7
kestabilan directional, dan pemilihan mengganggu
masing-masing jenis pemilihan, yang (mana) dapat selama evolusi, ditunjukkan dengan populasi yang asli [itu]. hasil yang diharapkan adalah graphed dalam kaitan dengan frekwensi phenotypes di dalam suatu populasi.

kestabilan pemilihan. jika pemilihan sedang menstabilkan, rata-rata atau individu normal mempunyai suatu keuntungan (di) atas varian yang ekstrim pada bagian akhir [menyangkut] kurva distribusi [itu]. kestabilan pemilihan terjadi ketika kondisi-kondisi yang lingkungan yang adalah paling utama untuk survival populasi tertentu tinggal secara relatif tetap (di) atas suatu periode lame waktu ( menggambarkan 4-7a). pemilihan jenis ini oleh suatu nomor;jumlah [adalah] suatu variabel genotypes itu sungguh menyesuaikan diri dengan - yang ada satuan kondisi-kondisi lingkungan.

pemilihan directional. di (dalam) pemilihan directional [adalah] suatu pergeseran teratur di (dalam) yakin karakteristik [yang] yang adaptip suatu jenis berlangsung. ketika [di/ke] sana ios suatu progressivee bergeser dalam beberapa aspek/pengarah [menyangkut] lingkungan atau ketika suatu populasi berpindah tempat ke dalam suatu area baru dengan mengubah kondisi-kondisi lingkungan, pemilihan directional dapat terjadi ( menggambarkan 4-7b). contoh lawan, jika seekor jenis tikus yang tinggal/menghuni selatan dan daerah pusat dari Amerika Serikat barat perlu memperluas cakupan [yang] geografis nya yang keutara ke dalam canada, suatu keuntungan selektip boleh jadi dihubungkan dengan perubahan di (dalam) ukuran sarang. itu adalah, sukses reproduktif atau evolusiner boleh jadi lebih tinggi untuk tikus-tikus yang membangun sarang lebih besar,yang (mana); di (dalam) iklim yang lebih dingin, mungkin membantu di (dalam) kekekalan energi dan peraturan temperatur. dari waktu ke waktu akan ada suatu pergeseran directional di (dalam) rata-rata jumlah material sarang yang digunakan oleh populasi [yang] [yang] utara [menyangkut] jenis tikus. [satu/ orang] belajar ( raja, maas, dan weisman 1964) telah sesungguhnya mempertunjukkan variasi mengenai ilmu bumi di (dalam) ukuran sarang antar deermice.

pemilihan tiruan digunakan di (dalam) demostication dan menternakkan binatang, [seperti;suka] anjing dan lembu, dan di (dalam) pengembangan [dari;ttg] tegangan binatang laboratorium spesifik, [seperti;suka] lalat buah dan tikus-tikus, adalah juga contoh [dari;ttg] pemilihan directional. kita akan kata[kan lebih banyak tentang pemilihan tiruan di (dalam) diskusi genetika perilaku di (dalam) bab 5.

pemilihan mengganggu. kapan individu suatu jenis, [yang] tadinya/dahulu di (dalam) suatu lingkungan homogen, adalah diperlakukan kemudiannya ke pemilihan berbeda memaksa dalam berbagai bagian-bagian dari cakupan [yang] geografis mata uang pemilihan mengganggu boleh terjadi ( menggambarkan 4-7b). diffrerent varian suatu perilaku atau ciri mungkin (adalah) [yang] [yang] adaptip untuk kondisi-kondisi [yang] tertentu pada penempatan berbeda di dalam total cakupan geografis dari jenis. pemilihan mengganggu, atau, karena (itu) adanya kadang-kadang diberi label, melakukan diversifikasi pemilihan, apakah secara relatif jarang secara alami. satu contoh [yang] mungkin [dari;ttg] pemilihan mpola teladan warna [dari;ttg] katup/kupu-kupu ini adalah karakteristik untuk masing-masing tempat terjadi peristiwa [yang] terpisah dan, pada setiap kasus, [tanding/ temu] itu jenis katup/kupu-kupu yang lain yang adalah tidak disukai ke pemangsa. cara menirunya ini melindungi Papilio dardanus dari yang sedang diburu untuk dimakan. pola teladan warna intermediate/antara tidak terjadi; jika mereka melakukan/did, mereka tidak akan [tanding/ temu] perihal manapun jenis lokal tertentu. begitu kita dapat mendalilkan pemilihan [yang] mengganggu itu telah memproduksi satu rangkaian jenis terpisah ( Clarke dan Sheppard 1960), masing-masing mempertemukan suatu format lokal, sebagai alat menghindarkan predation.engganggu telah dilaporkan untuk suatu dari Afrika katup/kupu-kupu Jenis ( Papilio dardanus).

adaptasi
istilah adaptasi mempunyai dua maksud/arti. [itu] dapat mengacu pada semua karakteristik dan ciri dari suatu organisma yang memungkinkan ia/nya untuk survive dan reproduksi. begitu kita boleh berbicara tentang dari suatu binatang sebagai hal yang sesuai hidup di bawah satuan kondisi-kondisi ekologis tertentu . sebagai contoh, rekening/daftar dari banyak jenis burung sesuai memperoleh berbagai jenis makanan, berkisar antara serangga ke benih untuk mengail ( menggambarkan 4-8).

adaptasi adalah juga digunakan untuk mengacu pada pemilihan yang evolusiner yang memimpin ke arah spesialisasi anatomi, ilmu faal, dan perilaku. dalam hal ini, adaptasi adalah tempat berhenti temporer menunjuk di (dalam) tindakan evolusiner jangka panjang; mengamati proses yang nyata jauh lebih sulit.

menggambarkan 4-8. adaptasi RUU;rekening di (dalam) empat jenis burung-burung
rekening/daftar ( a) spoonbill, b. burung rajawali yang keemasan, c. hawfinch, dan d. burung bekakak belted menunjukkan beberapa dari variasi di (dalam) orang banyak jenis rekening/daftar yang adalah menyesuaikan diri dengan - masing-masing teknik [yang] khusus mata uang di (dalam) perolehan makanan. foto dengan a. Cornell laboratorium ilmu burung, b. Hosking Eric, c., ect.
ketika mendiskusikan sebagai suatu proses evolusiner [yang] kita harus menggambarkan beberapa terminologi kritis:
relung yang ekologis dari suatu organisma terdiri dari tentang penempatan dan funtional peran nya di (dalam) sistem yang ekologis; relung mengacu pada ciri seperti lokasi sarang, tempat kediaman makanan dan musiman dan irama aktivitas sehari-hari. relung adalah suatu n-dimensional [ruang;spasi] yang meliputi semua karakteristik binatang dan tempat nya di (dalam) sistem yang ekologis ( hutchinson 1957).
kompetisi terjadi ketika beberapa sumber daya (yang) penting bagi reproduksi dan survival ada tersedia di (dalam) persediaan terbatas dan diperlukan oleh binatang dari jenis yang berbeda ( kompetisi interspecific) atau oleh individu [menyangkut] jenis yang sama ( kompetisi intraspecific). sampai di sini kita terkait terutama semata dengan competiion interspecific.

lingkungan dari suatu organisma terdiri dari tentang lingkungan tidak hidup dan hidup nya . begitu [hidup/tinggal] binatang [menyangkut] jenis berbeda dan yang sama, lahan tumbuh-tumbuhan, formasi berhubungan geologi, iklim, dan seterusnya adalah semua komponen [menyangkut] lingkungan suatu organisma terestrial.